Selasa, 19 Oktober 2010

Sedikit terabaikan

Yang terabaikan disini bukan ji zy, dan bukan ji juga spa2. Yang terabaikan disini adalah blog ini. Yah, karena adanya blog zy yang satunya dan zy lebih eksis disitu, maka jadilah blog ini terabaikan.
 Ntah karena faktor apa, zy jadi tidak begitu suka menulis sesuatu di blog ini, apalagi yang sifatnya agak pribadi gitu. Hahaa..

Mungkin juga karena di blog ini zy khususkan untuk menulis hal-hal yang agak formal dan serius gitu, jadinya jarang nge-post di blog ini. Tapi, tenang aja. Kalau seringja pergi camping atau kemana gitu, adaji itu lagi postingan baru di blog ini.

Cuma, ntuk saat ini zy lagi asik2nya berpuitis nda jelas di blog zy yang satunya.
Hahaa....

Rabu, 06 Oktober 2010

CINEMA CAMP GCC @ RAMMA

GCC kembali mengadakan kegiatan yang  bernama CINEMA CAMP, yang berlangsung selama tiga hari. Tepatnya, 24-26 september 2010 di Lembah Ramma. Tema ini diambil karena pada camping kali ini GCC akan membuat sebuah film dokumenter tentang Tata Mandong, seorang pria lanjut usia yang tinggal tempat tersebut.
Rombongan berangkat ke Ramma pada hari Sabtu, 24/09/2010. Namun sebelumnya, terlebih dahulu kami semua berkumpul di korps. Rombongan kali ini berjumlah sebelas orang. Yaitu kak Aco ’08,kak Imas ’06,kak Yusuf ’07 dan tujuh orang angkatan 2009 (Unie, Nadir, Tian, Atto, Azwar, Didi dan saya sendiri) serta Imam ‘10. Setelah semua siap, kami pun berangkat dengan naik angkot. Hanya kak Imas dan kak Yusuf saja yang pergi dengan naik motor.
Setelah menempuh perjalanan sekitar kurang lebih empat jam akhirnya kami tiba di desa Lembanna. Sudah ada kak Imas dan kak Yusuf menunggu di pinggir jalan. Rencananya rombongan akan langsung berangkat menuju air terjun Lembanna. Hanya saja karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan. Akhirnya diputuskan untuk menginap di rumah Tata Rasi, salah satu penduduk di desa tersebut. Kami pun beristirahat melepas lelah.
Pagi hari (25/09/2101) kami sarapan kemudian berangkat ke Lembah Ramma. Kali ini kami ditemani oleh seorang teman k’Aco dari jurusan Antropologi, k’Agam ’08. Perjalanan di mulai pada pukul 08.48 wita dengan menempuh medan yang cukup rumit.Di tengah perjalanan turun gerimis. Namun, hal itu tidak menjadi kendala bagi kami untuk meneruskan perjalanan. Perlu diketahui bahwa dalam perjalan kami singgah beberapa kali untuk istirahat dan juga makan untuk mengembalikan tenaga. Setelah melewati beberapa bukit dan gunung serta sungai, akhirnya sekitar pukul tiga lewat beberapa menit kami pun tiba di Tallung. Disini kita bisa melihat pemandangan yang sangat indah. Tampak jejeran gunung dan juga aliran sungai. Selain itu, dari Tallung kita jugsa bisa melihat Lembah Ramma yang dikelilingi oleh gunung. Kemudian perjalanan pun dilanjutkan. Untuk sampai di lembah Ramma masih harus berjalan kaki sekitar setengah jam. Medan yang ditempuh pun cukup terjal. Namun, dengan usaha dan semangat akhirnya kami pun sampai dengan selamat.
 Setiba di tempat tersebut, kami langsung disambut hangat oleh Tata Mandong. Lalu mengobrol sejenak dengan beliau. Kemudian kami pun mendirikan tenda di sekitar lembah tersebut. Posisinya tidak begitu jauh dari rumah Tata Mandong. Hal ini dimaksudkan agar kami lebih mudah untuk pergi ke rumah beliau.
Setelah tenda didirikan, kami pun langsung masak. Kemudian makan dan istirahat. Lalu, kami pergi ke rumahnya Tata Mandong untuk sekedar mengobrol dan sedikit bertanya tentang keadaan Lembah Ramma. Tidak semua pergi ke rumahnya Tata Mandong. Beberapa dari kami disuruh untuk menjaga tenda. Abis ngobrol kami pun balik ke tenda melanjutkan aktivitas. Ada yang main domino, ada juga yang main kartu. Malam pun semakin larut, akhirnya kami pun tidur melepas lelah dan memulihkan stamina untuk perjalanan pulang esok hari.
Esoknya (26/09/10) seperti biasa sarapan, kemudian melanjutkan agenda yang telah dibuat yaitu pengambilan gambar opening untuk film dokumenter yaitu tentang kegiatan Tata Mandong dan dilanjutkan dengan memotret pemandangan sekitar. Yang tak ketinggalan tentunya adalah foto narsis. Kegiatan yang satu ini memang tidak pernah luput dari agenda.Hahaa…
Matahari sudah mulai tinggi. Kami pun bersiap-siap untuk  pulang. Tentunya sebelum pulang kami makan agar punya tenaga saat perjalanan pulang. Abis itu bersih-bersih dan bongkar tenda, lalu berpamitan dengan Tata Mandong.
Perjalanan pulang pun dimulai. Hal yang pertama dipikiran saya pribadi yaitu bisakah saya melewati Tallung. Secara, medannya cukup terjal. Ntah teman-teman yang lain berpikiran sama atau tidak. Yang jelas seberat apa pun medannya harus bisa melewatinya. Akhirnya dengan semangat, Tallung bisa diatasi. Di Tallung, seperti biasa foto-foto. Kemudian melanjutkan perjalanan. Perjalanan pulang sedikit lebih mudah ketimbang perjalanan pergi karena lebih banyak turunan juga cuaca yang mendukung.
Setelah beberapa jam, akhirnya tiba juga di desa Lembanna. Lega sekali rasanya. Seketika rasa dingin merasuki tubuh yang lelah. Badan terasa segar. Hanya saja perut terasa kosong. Akhirnya makan bakso rame-rame. Kecuali k’Aco dan k’Agam yang sampai saat itu belum datang.
Sementara menunggu angkot datang, seperti sebelumnya, kami istirahat di rumah Tata Rasi. Tunggu punya tunggu angkotnya tidak kunjung datang. Suasana yang dingin membuat perut cepat lapar. Kami pun masak lalu makan dilanjutkan dengan main kartu. Sekitar pukul sembilan angkot belum juga muncul. Akhirnya k’Imas dan k’Yusuf memutuskan untuk balik duluan ke Makassar karena mereka naik motor.
Beberapa menit setelah mereka pergi, angkotnya pun datang. Kami pun pulang ke Makassar dengan perasaan senang tentunya. Ada kepuasan tersendiri dalam diri yang tidak bisa dilukiskan (hehee..sok syahdu). Apapun senang akhirnya tidak penasaran lagi tentang Lembah Ramma, yang selama ini hanya bisa mendengarnya melalui orang lain.
Rasa lelah membuat kami tertidur di angkot. Di tengah jalan kami dikagetkan oleh seseorang yang menyuruh angkot berhenti. Ternyata k’Yusuf. Mereka abis kecelakaan. Lalu angkot putar balik ke tempatnya k’Imas istirahat. Motornya k’Yusuf rusak parah. Untungnya masih bisa dikendarai untuk pulang ke Makassar. K’Imas dan k’Yusuf ikut di angkot, sedangkan motor dikendarai oleh k’Agam ditemani Azwar.
Setelah beberapa jam akhirnya tiba di Makassar dengan selamat. Alhamdulillah. Walaupun banyak cobaan, kami tidak akan kapok kesana. Insya Allah.